Malam berubah menjadi pagi, pagi berubah menjadi siang, tapi tetap
saja itu tidak merubah keadaan Vera saat ini. Vera telah terbiasa dengan
keadaan dia itu. Dalam hidupnya dia hanya memiliki Isal, pacarnya Vera. Kedua
orang tua Vera sudah lama telah meninggal dunia, ketika dia berumur 5 tahun,
saat itu kecelakaan menimpa keluarga vera, tapi hanya vera yang selamat, Vera
dirawat tantenya tapi sayang ketika vera berumur 15 tahun tantenya meninggal
karena penyakit. Dan untung ada Isal yang selalu menemani dia menyayangi dia.
Kini Vera telah kuliah di Universitas terkenal diJakarta. Dia mendapatkan beasiswa
dari kepintarannya. Disaat Vera sedih disitu Isal selalu ada untuknya, mereka
berdua saling menyanyangi, sehingga tidak ada seorang yang bisa seperti mereka
berdua. Saat itu Vera tidak masuk kuliah, Isal menelfonnya berkali kali tapi
handphone Vera tidak aktif, saat itu Isal panik dia berpikir mungkin ada yang
terjadi kepada vera. Setelah jam kuliah selesai, Isal dengan terburu - buru
langsung datang ke rumah Vera. Isal pun memanggil dimuka pintu, dan vera
membukanya. Isal berkata “kenapa kamu tidak pergi kuliah? Ada sesuatu”. Tidak ada
koh, aku hanya malas doank “kata vera”. Tapi kamu kelihatan pucat? Kamu sakit
“kata Isal”. Hanya demam biasa, ngak usah dipikirkan, “kata Vera”. Aku antar
kamu kerumah sakit yah! “kata Isal”. Ngak perlu ini sudah biasa untukku, kamu
mau minum apa? “kata vera”. Ngak usah, aku hanya melihat keadaanmu saja. “kata
isal”. Hari – haripun Mereka lalui bersama – sama, begitu romantis, hingga
orang – orang sungguh iri melihat mereka berdua. Meskipun Vera terlihat begitu
bahagia, tapi sebenarnya didalam dirinya dia sunggu sedih, dia selalu berdoa
meminta petunjuk kepada tuhan, apakah yang akan dia lakukan ini akan diterimah
isal. Didalam tubuhnya Vera mulai merasakn sakit yang amat sakit, dia berdoa
berdoa dan berdoa agar diberikan keringanan. Hidungya mulai mengeluarkan darah,
setiap hari dia harus merasakan sakit itu. Dihadapan Isal, Vera selalu terlihat
kuat, meskipun sebenarnya dia merasa sedih. Dia tidak mau kalau Isal yaitu
orang yang disayang harus sedih jika melihat dia juga bersedih. Dan kini tiba
saatnya, Tubuh Vera semakin hari semakin sakit dia sudah tidak tahan, dan
mungkin kini sudah saatnya dia harus mengatakan itu pada isal. Dia menelfon
isal untuk kerumahnya.
Isal : Kenapa Sayang, apa yang kamu mau katakan?
Vera : Sal, terima kasih selama ini kamu telah menjadi kekasih yang
sangat baik,
kamu selalu
ada disaat aku butuh,selalu mengerti aku, dan kini mengkin
saatnya kamu harus
mencari pengganti ku.
Isal : Kenapa kamu berkata seperti itu? Vera jujurlah, apa yang
sebenarnya terjadi?
Vera : Sal, aku mengidap kanker otak stadium 4!
Isal : Apa? Kenapa baru saat ini kamu katakan kepadaku, kenapa
tidak dari dulu!
Vera : Sal, maafkan aku. Aku takut kamu akan sedih mendengar ini,
jadi aku
merahasiakan ini darimu,dan
kinilah waktu yang tepat.Sal, hanya itulah caraku untuk membahagiakan kamu. Tubuhku semakin hari
semakin sakit. Dan dokter sudah tidak bisa melakukan apa-apa!
Isal : tidak! aku hanya ingin bersamamu Vera, vera kita telah
lama bersama dan kini aku
harus
kehilanganmu, aku tidak bisa menerima ini.
Vera : Sal, Please. Mengertilah, hanya inilah caranya.
Tiba – tiba
kepala vera sakit, dan pingsan. Isal pun dengan panik segera membawah vera
kerumah sakit. Dok, tolong pacar saya cepat dok “kata isal dengan wajah sedih
dan juga marah”. Isal pun membawah nya keruangan UGD (unit gawat darurat). Dokter
melarang Isal untuk tidak masuk kedalam ruangan UGD. Diluar isal kelihatan
sedih dan panik, menunggu kabar dari dokter. Dokterpun keluar dari ruangan dan
berkata “Maaf pacar anda tidak bisa diselamatkan”. Ini tidak mungkin ini tidak
mungkin, pasti dokter salah dok tolong pacar saya dok, saya akan bayar berapa
pun demi dia dok. “kata isal dengan keadaan menangis dan tidak terimah”. Tapi
dokter hanya mengelengkan kepala. Tidakkkkkkkkkkkk..... Vera kenapa kamu harus
meninggalkan aku,atau apakah mungkin inilah akhir dari cerita cinta kita
berdua, Oh tuhan kenapa ini harus terjadi dalam hidupku,apa salahku Apaaaa
“dengan keadaan menangis”. Selamat jalan Vera, aku akan tetap cinta kamu,
selalu dan selamanya....
By
Mohamad. Afandi L. Harundja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave a comment