Sahabat adalah mereka yang tetap ada, walau seluruh dunia berkata
kau tak lagi berharga. Itu mungkin adalah salah satu arti sahabat dari berjuta
juta arti sahabat. Hai aku Wawan, aku punya sahabat namanya Rino. Kami udah
dari lahir bersahabat, hehe sampai kami lulus SMK kami selalu bersama, tempat
kulihan kami sama begitu juga Fakultas yang kami ambil sama yaitu Ekonomi. Rino
orangnya baik, dia mampu menerima kekurangan dan kelebihanku. Dia pernah
berkata kepadaku bahwa dia tidak akan mengecewakanku meski nyawa taruhannya.
Aku sangat terharu mendengar perkatannya itu. Disaat aku jatuh dari keadaanku,
dia mampu membangkitkanku, memotivasi ku hingga aku bisa percaya akan
kehidupan. Hari hari kami sangat luar biasa, disaat kita bosan kita selalu
menjahili orang. Pernah kita menjahili orang hingga menangis. Dia mampu membuat
hari hariku bahagia meski tak sebahagia dulu. Semenjak dia datang sikap Rino
berubah terhadapku. Sebut saja namanya Lukman, aku tidak tau kenapa sikap Rino
berubah otomatis. Aku tidak tau apa yang di bicarakan Lukman kepada Rino
terhadap diriku. Lukman selalu iri terhadapku, dia iri karena persahabatanku dengan
Rino begitu erat dan sangat bahagia. Aku tidak tau terhadap lukman, padahal dia
mempunyai banyak teman daripada ku, tapi kenapa Rino dia harus ambil juga, apa
dia tidak puas dengan kehidupannya. Rino selalu membicarakan aku dibelakangku,
Rino kini menjadi pengkhianat. Aku mulai
sabar dan tabah melihat kedekatan Rino sahabatku dengan Lukman Musuhku dan
kelakuan Rino terhadapku. Didepanku lukman berlaga alim tapi dibelakangku
berwajah iblis. Rino berlahan lahan menjauhiku entah kenapa. Tapi aku tetap berusaha
membuatnya kembali seperti dulu. tapi usahku sia sia, kemudian aku membuat
status diakun Facebookku. “Bodoh Bodoh Kenapa aku bisa mengenal orang itu tapi
akhirnya menjadi pengkiahat”. Aku tidak sadar membuat status seperti itu
mungkin aku sedang kesal dan marah. Kemudian Rino mengomentari Status ku “Siapa
Siapa yang kau anggap bodoh? Apakah aku? Kalau menerutmu begitu yah Okelah Buat
apa juga kenal dengan orang yang…….. sudahlah”. Aku terkejut dengan komentarnya
itu. Aku terus berfikir maksud dari perkataan dia itu apa, seminggu aku tidak
masuk kampus hanya memikirkan perkataannya itu. Aku pasrah jika dia membenciku
selamanya, aku buat status lagi diFacebook “Ternyata perkataanmu dulu PALSU,
mau menerima kekuranganku lah mau begini mau begitu, Rela mengorbankan nyawanya
demi aku lah, semuanya hanya angin saja”. Setelah 5 menit statusku, aku melihat
statusnya “Haha aneh yah? Itukan dulu sekarang udah berlalu, setelah dia kau
ambil….terserah apa yang kamu mau bilang aku ngak perduli”. Ah aku heran yang
dia maksud aku ambil apa?. Terlintaslah jawaban itu dipikiranku, jangan jangan
karena Winda?. Winda itu pacarku, dia sangat mencintaiku aku juga sama. Aku
tidak tau kalau Rino juga mencintainya, dan itu adalah kesempatan Lukman
menjauhkan ku dengan Rino. Kemudian aku sms Rino, “Rino, maaf kalau aku
mempunyai salah kepadaku, aku tau mungkin kesalahanku adalah Winda. Aku tau
kamu mencintai dia, tapi kenapa kamu membenciku, kalau kamu bilang kamu
mencintai dia”. Kemudian dia Membalas Smsku “Udahlah Wan, yang berlalu biarkan
berlalu kamu nikmati saja kehidupanmu sekarang aku udah cukup sakit”. Aku
membalas smsnya “Tapi Rino, aku ingin kita seperti dulu sahabat selamanya”. Dia
membalas smsku ”Tidak, tidak aku ngak mau, udahlah wan aku juga benci kepadamu
bukan karena winda tapi sesuatu yang ada dalam dirimu, Udahlah jangan sms gue
lagi gue udah muak”. Aku terkejut dengan balasan smsnya itu. Aku hanya terdiam
dan tak dapat berkata apa apa lagi, mungkin kini dia telah temukan sahabat
terbaik dari diriku. Hariku ku lalui seperti biasa, aku mencoba mencari sahabat
pengganti Rino, tapi tak bisa keadaanya tidak seperti aku dan Rino, yang
bersahabat sejak kecil. Butuh waktu lama untuk seperti aku dan Rino. Kini aku
sadar Sahabat bisa menjadi Api disaat kita terlelap dan Bisa menjadi Racun
disaat kita minum. Kini Sahabat yang aku percaya kini menjadi seorang
Pengkhianat.
By
Mohamad Afandi. L Harundja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave a comment