Minggu, 23 November 2014

Sahabat Menjadi Pengkhianat


Sahabat adalah mereka yang tetap ada, walau seluruh dunia berkata kau tak lagi berharga. Itu mungkin adalah salah satu arti sahabat dari berjuta juta arti sahabat. Hai aku Wawan, aku punya sahabat namanya Rino. Kami udah dari lahir bersahabat, hehe sampai kami lulus SMK kami selalu bersama, tempat kulihan kami sama begitu juga Fakultas yang kami ambil sama yaitu Ekonomi. Rino orangnya baik, dia mampu menerima kekurangan dan kelebihanku. Dia pernah berkata kepadaku bahwa dia tidak akan mengecewakanku meski nyawa taruhannya. Aku sangat terharu mendengar perkatannya itu. Disaat aku jatuh dari keadaanku, dia mampu membangkitkanku, memotivasi ku hingga aku bisa percaya akan kehidupan. Hari hari kami sangat luar biasa, disaat kita bosan kita selalu menjahili orang. Pernah kita menjahili orang hingga menangis. Dia mampu membuat hari hariku bahagia meski tak sebahagia dulu. Semenjak dia datang sikap Rino berubah terhadapku. Sebut saja namanya Lukman, aku tidak tau kenapa sikap Rino berubah otomatis. Aku tidak tau apa yang di bicarakan Lukman kepada Rino terhadap diriku. Lukman selalu iri terhadapku, dia iri karena persahabatanku dengan Rino begitu erat dan sangat bahagia. Aku tidak tau terhadap lukman, padahal dia mempunyai banyak teman daripada ku, tapi kenapa Rino dia harus ambil juga, apa dia tidak puas dengan kehidupannya. Rino selalu membicarakan aku dibelakangku, Rino kini menjadi pengkhianat. Aku  mulai sabar dan tabah melihat kedekatan Rino sahabatku dengan Lukman Musuhku dan kelakuan Rino terhadapku. Didepanku lukman berlaga alim tapi dibelakangku berwajah iblis. Rino berlahan lahan menjauhiku entah kenapa. Tapi aku tetap berusaha membuatnya kembali seperti dulu. tapi usahku sia sia, kemudian aku membuat status diakun Facebookku. “Bodoh Bodoh Kenapa aku bisa mengenal orang itu tapi akhirnya menjadi pengkiahat”. Aku tidak sadar membuat status seperti itu mungkin aku sedang kesal dan marah. Kemudian Rino mengomentari Status ku “Siapa Siapa yang kau anggap bodoh? Apakah aku? Kalau menerutmu begitu yah Okelah Buat apa juga kenal dengan orang yang…….. sudahlah”. Aku terkejut dengan komentarnya itu. Aku terus berfikir maksud dari perkataan dia itu apa, seminggu aku tidak masuk kampus hanya memikirkan perkataannya itu. Aku pasrah jika dia membenciku selamanya, aku buat status lagi diFacebook “Ternyata perkataanmu dulu PALSU, mau menerima kekuranganku lah mau begini mau begitu, Rela mengorbankan nyawanya demi aku lah, semuanya hanya angin saja”. Setelah 5 menit statusku, aku melihat statusnya “Haha aneh yah? Itukan dulu sekarang udah berlalu, setelah dia kau ambil….terserah apa yang kamu mau bilang aku ngak perduli”. Ah aku heran yang dia maksud aku ambil apa?. Terlintaslah jawaban itu dipikiranku, jangan jangan karena Winda?. Winda itu pacarku, dia sangat mencintaiku aku juga sama. Aku tidak tau kalau Rino juga mencintainya, dan itu adalah kesempatan Lukman menjauhkan ku dengan Rino. Kemudian aku sms Rino, “Rino, maaf kalau aku mempunyai salah kepadaku, aku tau mungkin kesalahanku adalah Winda. Aku tau kamu mencintai dia, tapi kenapa kamu membenciku, kalau kamu bilang kamu mencintai dia”. Kemudian dia Membalas Smsku “Udahlah Wan, yang berlalu biarkan berlalu kamu nikmati saja kehidupanmu sekarang aku udah cukup sakit”. Aku membalas smsnya “Tapi Rino, aku ingin kita seperti dulu sahabat selamanya”. Dia membalas smsku ”Tidak, tidak aku ngak mau, udahlah wan aku juga benci kepadamu bukan karena winda tapi sesuatu yang ada dalam dirimu, Udahlah jangan sms gue lagi gue udah muak”. Aku terkejut dengan balasan smsnya itu. Aku hanya terdiam dan tak dapat berkata apa apa lagi, mungkin kini dia telah temukan sahabat terbaik dari diriku. Hariku ku lalui seperti biasa, aku mencoba mencari sahabat pengganti Rino, tapi tak bisa keadaanya tidak seperti aku dan Rino, yang bersahabat sejak kecil. Butuh waktu lama untuk seperti aku dan Rino. Kini aku sadar Sahabat bisa menjadi Api disaat kita terlelap dan Bisa menjadi Racun disaat kita minum. Kini Sahabat yang aku percaya kini menjadi seorang Pengkhianat.

By
    Mohamad Afandi. L Harundja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave a comment

Translater

Searching information in WIKIPEDIA

Hasil penelusuran