Minggu, 23 November 2014

Cinta Tak Sampai (Sepenggal Surat)





Aku adalah seorang guru disekolah kejuruan atau SMK. Aku mengajar sebagai guru Mate-Matika selain mengajar aku juga kuliah melanjutkan sarjanaku. Menurut orang Aku itu So Handsome, hehe tapi itu menurut mereka, Aku tidak merasa seperti itu. Aku itu disini hanya tinggal dengan sahabatku Romi, dia adalah sahabat terbaikku. Oh iya perkenalkan Aku Fendy. Aku saat ini masih menjomblo tapi keadaan itu berubah saat aku kenal dia. Saat itu waktu Aku mau keluar dari gerbang sekolah, aku tidak sengaja menabrak seorang wanita, aku pun segera meminta maaf kepadanya, dia pun hanya senyum dan berkata,tak apa. Akupun lega. Tapi ketika aku melihat kepadanya, matanya merah seperti habis menangis. Sebenarnya aku ingin menanyakan namanya, tapi dia buru – buru pergi dan aku juga berfikir dia mungkin ada masalah, jadi sebaiknya aku diam saja. Keesokan harinya, tidak disangka kita bertemu lagi. Aku pun segera berkenalan dengan dia. Setelah itu kita mengobrol mungkin agak lama kemudian dia segera pergi, katanya ada jam kuliahan. Namanya adalah Riri mahasiswi fakultas Sosiologi dia kuliah ditempat aku kuliah juga, aku tidak menyangka, kenapa aku tidak pernah melihat dia padahal kita sekampus, aku juga tidak lupa meminta nomornya. Malam itu aku sms dia, aku ingin sekali jalan dengan dia, dan ternyata dia mau,haha aku sungguh senang, saking senangnya aku sambil mencium dinding, hehe hingga Romi berkata, sudah gila ya. Akupun hanya tersenyum. Keesokannya kami berdua jalan dari pagi hingga malam, ternyata orangnya asik juga dia tidak seperti wanita yang pernah dekat denganku. Tapi tak mengapa tiba – tiba dia merasa pusing, akupun sangat kwatir dan aku segera mengantar dia kerumahnya. Keesokan harinya dia datang menemui ku, dia meminta maaf untuk semalam. Akupun dengan segera menjawabnya, Ri, ngak  perlu minta maaf, aku udah senang bangat bisa jalan dengan kamu, kemarin menjadi hari terindah buatku. Riri mengajak ku untuk ke tokoh buku. Akupun memutuskan tidak kesekolah hari ini, untuk menemani Riri. Dia membeli buku untuk tugas kampusnya. Setelah itu dia memintaku untuk mengajaknya ke Alun Alun, akupun dengan senang hati, aku pergi dengan nya. Setelah kita sampai dia meneteskan air mata, aku sangat heran dan akupun bertanya. “Ri, kenapa kamu menangis apa ada masalah?. Dia pun mejawab. “ngak,aku hanya seduh doank tempat ini mengingatkan aku kepada sahabatku Lisa, kami selalu datang kemari jika ada masalah besar, kami disini sering melampiaskan kekesalan kami”. Aku “Tapi sahabat kamu Lisa pergi kemana?”. Riri “ Dia telah meninggal karena kecelakaan dia ditabrak mobil, semua ini salahku. Andai saja dia tidak meyelamatkanku saat aku mengambil kalungku yang jatuh, mungkin ini semua tidak akan terjadi dan mungkin kini dia masih hidup”. Riri semakin menangis, akupun menenangkan dia sambil aku memeluk dirinya. Kemudian aku berkata “Ri, ini semua sudah kehendak yang maha kuasa, kamu tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri itu bukan kesalahan kamu, sahabat kamu lisa pasti akan sedih jika mendengar kamu seperti ini”. Kemudian Riri berkata “Terima kasih Fendy, terima kasih telah mendengarkan kesedihanku, tapi tak apa, aku akan bisa membalas kebaikkan sahabatku Lisa, mungkin aku akan menyusulnya”. Akupun terkejut mendengarnya, tapi aku hanya menghiraukan saja mungkin itu hanya penyelasannya. Hari demi hari kita lalui bersama rasa cinta semakin berkembang di hatiku. Mungkin juga rasa yang sama dirasakannya. Kemudian Riri tiba – tiba pusing dan pingsan  aku pun memanggil manggil namanya dan aku segera bergegas mengantar kerumah nya. Dia pernah bilang kepadaku, jika dia pingsan lagi jangan bawah dia kerumah sakit. Jadi aku hanya membawah kerumahnya. Aku tidak sengaja melihat foto-fotonya dan difoto itu ada tanggal lahirnya yaitu tanggal 02 Juni 1990. Akupun segera kembali dan berfikir untuk memberikan hadiah untuknya. Karena tinggal 5 hari sebelum ulang tahunnya. Aku pun membeli kalung untuknya. Kini tiba saatnya hari ini adalah ulang tahun Riri, aku memakai baju yang aku pakai saat aku jalan pertama kalinya dengan Riri dengan hadiah yang telah kusediakan, dan hari ini aku ingin menyatakan perasaanku kepada Riri. Akupun segera bergegas menuju rumah Riri.

Setelah sampai dirumah Riri, aku mengetuk pintu rumah Riri sambil memanggil namanya, tak ada yang menyaut. Akupun masuk kerumahnya, tiba – tiba aku menemukan surat yang berasal dari rumah sakit. Aku pun membacanya. Aku sungguh terkejut dan tidak percaya. Kenapa Riri tidak pernah mengatakan kepadaku bahwa dia terkena Kanker Hati. Pikiranku tak karuan aku segera menelfon Nira, teman dekat Riri. “Nira, dimana Riri dan kenapa kamu tidak mengatakan padaku kalau riri terkena kanker?”. Nira “Maaf Fendy, bukannya aku tak mau mengatakan padamu, tapi Riri menyuruhku untuk merasiakan ini Kepadamu. Dia ada dirumah sakit cepatlah dia Kini Kritis kita dikamar 15”. Aku dengan cepat dan segera menuju rumah sakit. Aku berlari sekuat tenagaku, dalam hati aku selalu berkata, inikah alasan Riri mengapa aku tidak dijinkan mengatarnya kerumah sakit, dia tidak mau aku mengetahuinya. Aku hampir ditabrak kendaraan karena tak melihat jalan, didalam otakku, aku hanya memikirkan Riri saja. Hingga akhirnya aku sampai dirumah sakit dan aku segera menuju kamar tempat dirawatnya Riri. Akupun heran kenapa keadaannya terlihat sepi seperti terasa kehilangan mendalam. Aku segera masuk. Aku melihat Riri terletak ditempat tidur, Nira dan teman teman melihat kearahku mereka semua menangis dan menggelengkan kepala. Akupun tidak percaya. Air mataku jatuh, aku berkata “Ini semua tidak mungkin, kalian hanya bercanda kan jujurlah padaku” aku sungguh tidak percaya dengan semua ini, aku berteriak. Tidakkkkkkkk ini semua tidak mungkin, Riri bangun Ri bangun. Tidak mungkin ini tidak mungkin, kemudian Nira menghampiri ku. Nira “Fen, sudalah Riri kini sudah ngak ada disini”. Tidak, dia hanya tidur :’( Riri bangun Ri, mengapa kamu harus pergi secepat ini. Ri bangun, aku sudah membawahkan hadiah untukmu hari ini ulang tahunmu kan. Ayolah ri bangun. :’( ‘aku menangis dengan kencang’. Ri, mengapa kamu tidak mengatakan kepadaku kalau kamu menderita kanker, kenapa Ri, kenapa disaat aku mencintaimu kamu harus pergi. Kemudian Romi sahabatku menghampiriku dan memegang bahuku, “Fendy, aku tau kamu sangat sedih kehilangan Riri, kami juga begitu, kami juga kehilangan sosok wanita yang kuat, Iklaskan saja Riri dia mungkin akan sedih jika melihat kamu saat ini tidak mengiklaskan dia Pergi”. Aku mendengar apa yang dikatakan sahabatku Romi. Aku berusaha mengiklaskan Riri, tapi Aku tidak kuat melihat wanita yang ku cintai berada dalam keranda, aku sangat tidak bisa menerima semua ini, begitu pula saat dimasukan kedalam makam, air mataku sudah tak tertahankan, air mata ku pecah. Romi sahabatku mencoba menenangkan ku, Saat setelah dimakamkan aku masih tidak percaya, aku terus meneteskan air mata, “Tuhan mengapa ini harus terjadi kepadaku, mengapa tuhan apa salahku apa”, Ucapanku. Aku masih tak percaya aku merasa semua ini hanya mimpi dan aku ingin bangun dari mimpi ini. Kemudian Nira datang kepadaku dan berkata “Fen maaf, ini ada sepenggal surat dari Riri untuk kamu, sebelum dia meninggal dia memberikan ini kepadaku untuk diberikan kepadamu”. Akupun membacanya. 


“ISI SURAT”
“Fendy maafkan aku yah, aku tidak bermaksud untuk tidak memberitahumu tentang penyakitku ini. Aku tidak mau kamu bersedih melihat keadaanku yang seperti ini. Aku sangat mencintaimu tapi itu tak mungkin, aku sadar bahwa jika aku mencintaimu, aku hanya menyakiti dirimu saja. Sekali lagi maaf. Mungkin kini aku telah bersama sahabatku Lisa. Carilah wanita lain yang tidak berpenyakitan sepertiku. Selamat tinggal. Aku berharap kepergianku tak menyakitimu”. :’)

Air mataku sungguh tak tertahankan saat membaca surat itu, aku berkata Riri Maafkan aku Riri Maafkan aku, aku tidak sempat lebih banyak membuat mu bahagia, andai saja aku tau, aku akan lebih banyak meluangkan waktu untukmu, maafkan aku Riri didetik detik kepergianmu aku tak ada.  :’( …….
GOODBYE



By
Mohamad Afandi L. Harundja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave a comment

Translater

Searching information in WIKIPEDIA

Hasil penelusuran