First Story.
Hari hariku dulu terasa bahagia dan indah, tapi karena egoku semuanya hancur
bagai ditelan bumi. Maaf hi, gue Sandy kehidupanku terasa bahagia semenjak ada
dia. Dia adalah Windi pacarku kita sudah menjalin ikatan cinta selama 3 tahun.
Hari hari kami terasa indah dan bahagia, dia mampu membuat aku tersenyum saat
aku mendapatkan masalah yang berat. Hubungan kita seperti orang pacaran
lainnya, ada senangnya, ada masalahnya, ada galauan juga. Hehe itu lah kami,
tapi apapun masalah yang kita hadapi kita segera baikkan lagi, dalam hubungan
kita, kita mempunyai perioritas, dalam pacaran kita harus mengutamakan
kepercayaan dan kesetian. Karena kalau kita percaya dan setia satu sama lain,
hubungan kita akan baik baik saja, seperti hubunganku dengan Windi telah
berjalan selama 3 tahun. Malam itu aku mengajak dia untuk makan malam (DINNER)
dia malam itu terlihat sangat anggun aku semakin tambah cinta melihatnya.
Setelah makan malam aku mengantarnya pulang, ciuman kecil dikeningnya dariku
setiap aku mengantarnya pulang. Hari hari begitu sangat bahagia diantara kita.
Pernikahan kita semakin dekat, berbagai persiapan lain telah disiapkan tinggal
mencari gaun dan jas untuk kita. Tapi keadan itu berubah. Aku tidak sengaja
melihat dia berduan dengan pria lain direstaurant, tapi aku mengerti mungkin
itu adalah teman lamanya aku hanya hiraukan saja. Kemudian aku membeli kan
kalung untuk windi, untuk aku berikan surprise buat windi. Aku menelfon windi
untuk ketemuan, tapi jawabannya “Maaf beb, aku ngk bisa, ada yang harus aku
lakukan, maaf ya!”. Aku mulai curiga dengan sifatnya itu. Keesokan harinya aku
melihat windi jalan dengan pria itu, aku mulai marah dengan windi, aku
memintanya untuk datang menemuiku dialun – alun. Aku berkata pada windi. Win,
siapa laki – laki itu, kamu udah mulai selingkuh ya dengan ku. Windi berkata.
Maaf sandy dengar dulu penjelasan aku dulu, dia itu adalah temanku percayalah
padaku Sandy, aku mohon please. Aku percaya dengan kata katanya itu, aku
sungguh terbuai dengan perkataannya yang manis itu. Kamipun pergi makan karena
perut kami udah minta bantuan. Hehe. Saatnya untuk mengantar kekasihku
tersayang untuk pulang. Keesokan harinya aku tidak sengaja melihat windi dengan
pria itu lagi, dan mereka ada ditokoh perpisahan. Kali ini aku sudah tidak
tahan melihat kelakuan windi. Aku menunggu windi didepan rumahnya dengan
keadaan marah. Windi sampai, dia berkata “Sayang, kamu dari tadi disini ya?
Kenapa ngak beritahu aku dulu?”. akupun berkata “Sudah cukup windi, aku udah
ngak tahan dengan perlakuanmu, kita ini udah pacaran 3 tahun dan sebentar lagi
kita akan menikah, kenapa kamu selingkuh dariku?”. “dengarkan aku dulu sayang”
kata windi. Akupun tak mendengarkan perkataannya itu, aku segera pulang. Aku
langsung menuju kamarku, dalam hati aku selalu berkata’ mengapa windi bisa
melakukan ini kepadaku apa salahku. Kemudian handphone ku berbunyi, aku melihat
ternyata windi menelfon aku tak mengangkatnya. Kira kira windi menelfon
sebanyak 30 kali, aku segera mengnon-aktifkan hpku. Aku sangat kecewa dengan
perlakuan windi terhadapku. Tiap saat aku selalu memikirkan itu, sampai sampai
aku banting barang barang yang ada dikamarku, karena aku sangat kecewa dengan
windi, aku memukul kaca hingga tanganku berdarah. Tiba tiba ada yang mengetuk
pintu ulang ulang rumah ku dengan cepat, aku segera keluar dan membukanya.
Ternyata Mira teman windi. Mira “Sandy gawat sandy gawat”. Aku berkata “Gawat
kenapa Mira, katakanlah jangan buat aku
penasaran”. Mira “ini soal Windi”. “jangan sebut sebut nama dia lagi gue udah
muak dengan dia”. Mira “tapi san, windi kecelakaan!!!!!!”. “apa?
Kecelakaan…bagaimana bisa terjadi” kataku. Mira “tadi dia mau kesini katanya
dia mau menjelaskan sesuatu kepadamu, tapi saat mau menyebrang tiba tiba dia
ditabrak oleh mobil. Cepatlah Sandy dia kini kritis aku mohon”. Baiklah. Akuun
segera pergi dengan Mira kerumah sakit, dengan keadaanku yang tak karuan dan
penuh darah. Sesampai dirumah sakit aku segera menuju ruang UGD tapi dokter tak
mengijinkan. Aku hanya bisa menunggu diluar dan berdoa atas kesembuhan Windi. Dokter
keluar. Maaf nyawa Windi tak biasa kami selamatkan. Tidak tidak dok, jangan
macam macam dengan saya dok, dok ini tidak benarkan, aku berteriak dengan
sekuatnya dan menangis. Aku menemui windi, win maaf kan aku, ini semua salahku
jangan tinggalkan aku win, aku mohon.:’( aku menangis dengan kencang, suasana
menjadi hening. Kini jasadnya telah dimakamkan aku terus menangis menangis dan
terus menangis aku bahkan tidak percaya jika kekasih yang aku cintai kini telah
tiada.
Kemudian
datang seorang pria dia memberikan sesuatu untukku. Ternyata dia adalah Dimas
teman Windin, dia memberikan Jam tangan kepadaku, dia berkata bahwa windi
membelikan ini untukmu agar dipakai saat pernikahan. Aku sungguh merasa sangat
bersalah, aku berteriak dengan kencang. Tidakkkkkkk windi maafkan aku windi,
aku memang bodoh bodoh bodoh dan bodoh. Kemudian Mira berkata padaku,” Sudahlah
Sandy, dia kini sudah tiada iklaskan saja dia sebaiknya kita pulang”. Akupun
mendengarkan Mira. Sesampai dirumah aku langsung menuju kamarku. Aku melihat
HPku dan mengaktifkan. 2 pesan Muncul, akupun membacanya.
SMS
Pertama”
“SAYANG, AKU
MINTA MAAF KEPADAMU MESKIPUN AKU TIDAK TAHU APA SALAHKU KEPADAMU, SEPERTINYA
AKU TELAH MEMBUATMU MARAH, AKU MINTA MAAF. MUNGKIN KAMU MARAH KALAU AKU BERSAMA
PRIA LAIN. DIA ADALAH TEMANKU DIMAS, AKU MEMINTANYA UNTUK MEMBANTUKU MENCARI
JAM TANGAN YANG COCOK UNTUKMU. AKU MINTA MAAF SANDY’.
SMS
Kedua”
“SAYANG,
SEPERTINYA AKU AKAN PERGI SELAMA LAMANYA. KATAMU KITA HARUS MENGEMUKAKAN
KEPERCAYAAN DAN KESETIAAN DALAM HUBUNGAN. TAPI AKU SEPERTINYA TAK BISA. SAYANG
MESKIPUN BEGITU AKU TETAP MENCINTAIMU. I
LOVE YOU”.
Air mataku
mengalir terus menerus saat membaca sms dari windi. Windi maafkan aku windi
semua ini salahku. Maafkan aku…….
Setiap malam
aku selalu mersakan sepi yang tak pernah berakhir. Dalam hati aku selalu
berkata “Ku coba untuk melawan hati tapi
hampa terasa disini tanpamu, bagiku semua sangat berarti lagi ku ingin kau disini,
takkan pernah ada yang lain disini ku ingin kau disini tepiskan sepiku
bersamamu, Hingga Akhir Waktu”……
By
Mohamad. Afandy L Harundja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave a comment